“Menjaga Persatuan Dan Mencegah Isu Primordialisme”
Mata Peristiwa Nusantara News.Com – Sintang – Kalimantan Barat – Tahun ini sebagian daerah di Indonesia akan menggelar pemilihan Kepala Daerah, baik itu tingkat Kabupaten/Kota maupun Provinsi. Hal ini merupakan momen penentu pemimpin yang dianggap sesuai paling sesuai untuk memimpin di daerah.
Untuk memastikan Pemilukada ini berkualitas, penting bagi semua elemen, termasuk pemilih, Calon Kepala Daerah, Partai Politik, Media dan Penyelenggara Pemilu untuk menjunjung tinggi Prinsip Demokrasi, Transparansi dan Integritas menjelang Pemilukada Sintang.
* Menjelang Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sintang *
“Ditahun Ini, Kabupaten Sintang akan menggelar Pesta Demokrasi untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati periode 2024 – 2029”.
Bila dilihat dari Aspek Geopolitik, Letak Geografis Sintang sangat mempengaruhi Dinamika Politik dan Ekonomi di Kalimantan Barat, karena Kabupaten Sintang merupakan salah satu Kabupaten terluas serta memiliki jumlah penduduk urutan (Ketujuh) di Kalimantan Barat, bahkan dapat dikatakan daerah ini menjadi salah satu Parameter Kemajuan Pembangunan Daerah di Kalimantan Barat.
Kekayaan sumber daya alam (SDA) dibumi senentang ini juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan, seperti Hutan, Tambang dan Perkebunan Kelapa Sawit. Namun kondisi Infrastruktur masih menjadi persoalan utama untuk Mengelola Sumber Daya Alam tersebut.
Penuntasan pembangunan Infrastruktur di wilayah-wilayah terpencil atau Perbatasan menjadi Faktor penting bagi pemilih untuk menentukan yang mengatasi persoalan ini.
* Cegah Isu Politik Primordialisme *
Bila ditinjau dari aspek Sosiopolitik, Kabupaten Sintang merupakan daerah yang memiliki Keberagaman Etnis dan Agama, sehingga tak dapat di pungkiri Faktor Sosiopolitik ini akan turut mempengaruhi Dinamika Politik dan Dukungan Para Pemilih.
Dalam Konteks Politik, Calon pemimpin cenderung merasa lebih terhubung dengan Calon Pemilih yang memiliki latar belakang Etnis atau Agama yang sama, sehingga situasi ini dapat mempengaruhi dukungan pemilih dan membentuk aliansi politik berdasarkan Identitas Etnis atau Agama tertentu.
Akan tetapi Faktor ini sangat Riskan memicu Polarisasi dimasyarakat dan Konflik Isu Primordialisme, bila hal ini tidak diantisipasi dari awal, maka pesta Demokrasi ini justru beresiko menimbulkan perpecahan di Masyarakat.
Berkaca pada Pemilukada di DKI Jakarta, Isu Primordialisme ini berdampak buruk pada keamanan dimasyarakat. Masyarakat menjadi Terpolarisasi didasarkan pada Identitas Keyakinan, Hal ini sangat berdampak pada stabilitas keamanan dan ekonomi di masyarakat pada saat itu.
Belajar dari Hal tersebut, Penting bagi Calon Pemimpin dan Pemilih untuk Mempromosikan Dialog yang Inklusif dan membangun Persatuan ditengah Perbedaan.
Demikian juga para Elite Partai Politik sangat diharapkan agar tidak menggunakan Strategi Politik Primordialisme ini.
Keterlibatan seluruh Elemen Masyarakat untuk Menyuarakan Kesadaran ditengah Keberagaman menjelang Pemilukada ini sangat diharapkan. Mulai dari pemimpin politik, tokoh Agama, tokoh Adat, tokoh Pemuda dan seluruh Masyarakat Sipil, untuk membangun Kesatuan dalam Perbedaan dan mempromosikan Dialog yang saling menghormati.
*Gagasan Multikultural*
Menyoroti pentingnya Pemimpin Politik dalam mengatasi Isu Primordialisme ini, sangat diharapkan agar Konsisten mendorong para Calon Pemimpin untuk mempromosikan persatuan dan menghindari Retorika yang memecah belah Masyarakat.
Sudah seharusnya para Kandidat yang ikut dalam Kompetisi nanti lebih mengutamakan Ide, Gagasan dan Tawaran Program yang membangun secara Inklusif dan Multikultural. Hal ini akan menghasilkan Demokrasi yang berkualitas, dari pada hanya berfokus pada kampanye negatif dengan memainkan Politik Primordial.
Memfasilitasi Dialog yang saling menghormati dan Inklusif antar kelompok Etnis, Agama, dan politik sangat diperlukan, karena manfaat dari dialog ini dapat membangun Kesadaran akan Pemahaman bahwa tujuan dari Pesta Demokrasi itu adalah mencari Pemimpin Berintegritas serta memiliki Kapabilitas untuk kemajuan Bumi Senentang. Semoga.
Oleh. Erwin Siahaan
Penulis adalah Praktisi Hukum dan Pemerhati Sosial di Kabupaten Sintang.