Mata Peristiwa Nusantara News.Com – Pontianak – Kalimantan Barat – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar Gelar Workshop Koordinasi Penyusunan Disagregasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan Literasi Data Statistik Di Era Digital Provinsi Kalimantan Barat di Aula Hotel Mercure Jalan Ahmad Yani, Senin 11 Desember 2023.
Kepala BPS Kalbar Muh. Saichudin, S.Si., M.Si dalam keterangan nya mengatakan terkait literasi tentang Indikator Statistik kita sampaikan bahwa untuk kemiskinan di Kalbar per Maret 2023 mencapai angka 6,71%, turun jika dibandingkan dengan kondisi September 2022 yang mencapai 6,81%.
“Demikian juga kemiskinan Exstrim turun menjadi 0,99% dan itu disampaikan oleh PJ. Gubernur Kalbar Bapak Horison, kita juga mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat terkait dengan penurunan angka kemiskinan”.
“Harapan kita dengan adanya workshop Literasi Indikator Data Statistik ini kita tidak ada lagi Mutan Statistik yang ada di Kalbar “dimana Indikator Statistik itu sudah benar akan tetapi penafsiran tentang Indikator itu yang keliru”,
Menurutnya”Jika keliru dalam Penafsiran tentunya akan berpengaruh kepada Kebijakan atau Perumusan yang akan dilakukan oleh pemerintah”. Ucapnya
Jelasnya pula mencontohkan ” Batas Kemiskinan Exstrim 1,9 Us Dollar, P3 itu di tafsirkan dengan 1,9 Us Dollar dikali Kurs Dollar. Itu merupakan contoh Mutan Statistik. sedangkan contoh lain” tentang Arti dari Nilai tukar petani” Jika nilai tukar petani nya bagus berarti kesejahteraan petani juga bagus, jika nilai tukar petani diatas 100 cenderung Kesejahteraan petani lebih baik, Karena Indeks yang di terima petani lebih tinggi dari pada di bayar”, Kata Saichudin
Untuk Komoditi penyumbang angka tertinggi dikatakannya” angka kemiskinan yang sangat besar pengaruhnya adalah Beras, dimana mencapai beberapa persen, kedua “rokok Kretek”
Menurut Saichudin “meskipun Rokok Kretek tersebut tidak ada nilai Kalori akan tetapi karena banyak di Konsumsi oleh masyarakat miskin, sehingga berpengaruh kepada Garis Kemiskinan yang cukup besar.
Terkait Bansos” Saichudin berharap agar dievaluasi kembali, menurutnya tidak semua masyarakat mendapatkan “Bansos” akan tetapi kita harapkan memang orang-orang yang dimana memang perlu untuk mendapatkan Bansos,
“Orang-orang berusia Produktif seharusnya diberikan kegiatan yang lebih Produktif dimana bisa meningkatkan Kesejahteraan”,
Misalnya “Pekerjaan, Pelatihan, Pendidikan atau sejenisnya, sehingga dengan pendidikan dan pelatihan mereka bisa menghasilkan pekerja baru atau mereka bisa berkontribusi kepada perusahaan yang memerlukan pegawai baru”, kata dia
Dijelaskan Nya “Untuk angka Kemiskinan tertinggi pada tahun 2023 ada di kabupaten Melawi dan paling terendah di Kubu Raya“Ujarnya
Novi Sugiyarti Ningsih