Mata Peristiwa Nusantara News.Com – Pontianak – Kalimantan Barat – Kementerian Kelautan Dan Perikanan Gelar Konferensi Nasional XI dengan tajuk Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir Pulau Pulau Kecil, Sinergitas Pengelolaan Pesisir, Pulau Pulau Kecil Dan Laut Yang Terukur Dan Berkelanjutan Untuk Ekonomi Baru Aula Gedung Garuda Kantor Gubernur, Jalan Ahmad Yani Pontianak, Selasa 28/11/2023.
Menteri Kelautan Dan Perikanan mengatakan”, Dalam Konas Ke – XI tentu ada poin-poin penting dihasilkan terkait bagaimana menjaga ruang laut atau ekologi kita agar terjaga dengan baik, karena ini memberikan kontribusi besar pada perubahan Iklim khususnya di Indonesia dimana jumlah penduduk terus meningkat sedangkan daya dukung alam tetap tidak bertambah”, terang Menteri Kelautan Dan Perikanan Ir. Sakti Wahyu Trenggono, M.M., dalam Konfres Usai pelaksanaan Gelar Konferensi Nasional XI.
Pada saat ini kita sedang melakukan perubahan undang-undang tentang kelautan dan kita sudah sampaikan agar seluruh stakeholder di seluruh Indonesia memberikan masukan agar ruang laut kita terjaga dengan baik dimana nantinya bermanfaat bagi masa depan bangsa dan generasi-generasi berikutnya”.
Terkait Gelar Laksamana Raja di Laut dimana diberikan Oleh Sultan Pontianak Syarif Melvin Al Qadrie, S.H., Wahyu Trenggono mengatakan sangat mengapresiasi, Menurutnya sebagai Sultan di Kota Pontianak masih terjaga simbol adat istiadat, budaya dan alam ditengah tekanan tumbuhnya Umat Manusia dan dimana terus mengejar Pertumbuhan Ekonomi”
Namun Trenggono mengingatkan”, dalam mengejar pertumbuhan ekonomi, kita juga harus menjaga Lingkungan dan Ekologi, Karena menurutnya kita memiliki potensi besar, selain Ikan dasar laut juga harus dijaga dengan baik dan tentu batas laut menjadi hal penting, harus kita awasi secara terus menerus dan hal itu bukan hanya petugas kita untuk kita persiapkan di jalur perbatasan, tapi kita juga akan luncurkan teknologi-teknologi terkini, seperti Satelit Nano, Under Water Drown dan UFI dimana kita akan memonitor 24 jam serta memberikan Informasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di laut”, Imbuhnya
Menyikapi Kongres Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia (HAPPI) Wahyu Trenggono menuturkan bahwa HAPPI merupakan satu kelompok Ilmuan dimana akan kita libatkan untuk memikirkan bagaimana menjaga alam, contoh ketika kita bicara soal Konservasi apakah Konservasi kita sudah betul dalam Pencanangan, Peletakan, Pengukuran dan Pengelolaan, ini secara Keilmuan tentu kita harus melibatkan Para Ahli, Profesor, Doktor dari Perguruan Tinggi khususnya di sektor Kelautan dan Perikanan secara Keilmuan itu tersendiri”, Paparnya
Mengenai Konflik Nelayan di Kalbar, Wahyu Trenggono menjelaskan bahwa”, PP nomor 11 tahun 2023 ketika kita maknai ada bagian bagaimana cara pengelolaan yang baik dan jika itu bisa dijalankan dengan benar tentu konflik-konflik itu bisa kita hindarkan, namun Jelasnya”, jika itu dijalankan banyak hal dibutuhkan dan harus kita siapkan seperti Infrastruktur Pengawasan dan bukan hanya Teknologi”Ucapnya
Jelasnya lagi”, Saat ini kita sedang persiapkan dan itu butuh waktu, Mudah mudahan tahun depan bisa terlaksana akan tetapi jika organ dan Infrastruktur nya belum lengkap tentu itu tidak akan kita jalankan, Jadi konflik-konflik akan kita atasi dengan baik dan kita akan berikan pengertian dan himbauan kepada nelayan-nelayan lain untuk tidak Mengakusisi nelayan-nelayan lokal dan seterusnya”, Pungkasnya
//Hamdani