Pontianak – Kalimantan Barat – Dinas Perkebunan Dan Peternakan Kalbar Gelar Rapat Koordinasi Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Dan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) di Hotel Ibis Pontianak, dimana dihadiri seluruh Dinas Perkebunan dan Peternakan 14 Kabupaten Kota se Kalimantan Barat. Senin 13/11/2023.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar Heronimus Hero S.P, M.Si dalam sambutan nya mengatakan bahwa “Penyakit hewan menular strategis (PHMS) saat ini menjadi ancaman yang serius terhadap keberlangsungan Sub Sektor Peternakan dan Kesehatan Hewan di Kalbar, setelah adanya wabah PMK pada bulan mei 2022”
“Ditahun 2023 ditemukan kasus penyakit Lumpys Skine Disesase (LSD) dan saat ini telah menyebar ke beberapa Kabupaten yaitu Pontianak, Mempawah, Kubu Raya, Sambas dan Bengkayang, pada waktu bersamaan beberapa kabupaten menghadapi wabah penyakit Rabies.” Kata Hero
Akhir tahun 2022 Kalbar telah berhasil mengendalikan penyebaran wabah PMK. tetapi pada bulan Juni 2023 kembali ditemukan kasus PMK di Kota Pontianak dan Kabupaten Sambas dengan jumlah ternak yang terserang sebanyak 25 ekor. Kondisi ternak saat ini 24 ekor sembuh dan 1 ekor dipotong paksa, menurut Hero kondisi ini menunjukkan bahwa PMK masih tetap menjadi ancaman yang sewaktu-waktu bisa muncul kembali dan menyerang ternak yang mempunyai kekebalan terhadap virus PMK rendah”, Pungkasnya
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dan Masyarakat Veteriner, Banter Wahyudi saat di wawancarai mengatakan” Kita melaksanakan Rapat Koordinasi Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku, Penyakit Hewan Menular Strategis, kita undang Dinas Kabupaten/Kota Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, stake holder Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Karantina, dengan narasumber pertama Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Bali Batariner, Kadis Perkebunan dan Peternakan Prov. Kalbar” terang Banter
Kita bertujuan mengoptimalkan kegiatan pengendalian penyakit mulut dan kuku, penyakit hewan menular strategis, kita lakukan evaluasi kegiatan pengendalian PMK, kita sinkronisasi, kolaborasi, koordinasi antara Kabupaten, Kota di Kalbar sehingga pengendalian bisa sinkron dari pusat ke Provinsi di Kalbar.”
Pada tahun lalu virus penyakit menyerang hewan berkuku belah (kambing, sapi, kerbau dan domba) dengan ciri – ciri mirip sariawan, berliur, kuku terbuka, lama kelamaan sapinya ambruk jika tidak segera ditangani, kejadian pertama di Jawa Timur, ada 1.800 kasus, delapan ekor mati, 102 ekor dipotong secara paksa untuk lainnya sembuh setelah diobati, daerah boleh di katakan bebas diantaranya Kabupaten Kapuas Hulu, Sekadau, Bengkayang dan Kabupaten Kayong Utara”.
Kabupaten Mempawah pada tahun lalu kita temukan gejala PMK ada pada hewan kambing, kita lakukan uji lab ternyata positif, setelah kita lakukan penelusuran berasal dari Jawa Timur, namun pada saat itu kita belum tahu apakah positif, karena pada saat itu ada kapal bermuatan sapi dan kambing dan sebagian besar positif”, kata Banter
Lebih lanjut Banter mengatakan penyakit hewan menular strategis pertama di Kalbar adalah Demam Babi Afrika (african swine fever) awal kejadian tahun 2021 maka jumlah babi di kalbar saat ini tinggal sedikit karena disebabkan penyakit ASF, karena ASF disebabkan oleh virus, tidak ada obat dan vaksin nya jika terserang pasti mati”
Banter kembali menjelaskan”, secara prosedur karantina sudah sesuai, pada dasarnya ketika hewan itu datang belum kelihatan dan ketika tersebar baru kita ketahui. Namun Banter menegaskan penyakit tersebut tidak menular dan daging nya ketika kita konsumsi juga tidak mengapa, ASF juga tidak menular pada manusia, Justru Rabies pada anjing itu menular”, imbuhnya
Selain PMK Banter juga mengatakan adanya penyakit kulit pada sapi (lumpys skine disesase), seperti cacar bopeng, benjol-benjol ketika terserang, sebagian mengatakan lato-lato dan itu tidak menular pada manusia, namun secara ekonomi sangat merugikan karena harga jual rendah serta penyembuhan nya cukup lama”
Upaya kita saat ini” terus melakukan evaluasi untuk pencegahan dengan vaksinasi, kita berharap dukungan masyarakat dan para peternak untuk melakukan vaksin pada hewan peliharaan, pemerintah telah menganggarkan dan itu gratis untuk mencapai vaksinasi di Kalbar dan itu solusi satu satunya untuk melindungi ternak dari virus”, ujarnya
//RED