Kubu Raya – Kalimantan Barat – Guna menunjang roda ekonomi pasca pandemi upaya demi upaya terus dilakukan pemerintah desa untuk kesejahteraan masyarakat dimana pada saat ini harga pangan terus meningkat.
Guna menunjang perekonomian kita bangun infrastruktur dengan target penyelamatan ekonomi melalui perkebunan dan pertanian”, disampaikan Muhammad Yunus selaku Kepala Desa Seruat II dikediamannya Kepada awak Media 21/10/2023.
“Selama ± 5 (lima) tahun kita membangun tanggul dengan menggunakan dana desa, karena tanggul merupakan kunci utama dalam menyelamatkan kebun”
“Kita membatasi kebun dengan pertanian, sehingga pertanian menjadi efektif karena selama ini kita berada dikawasan air asin, jika air asin masuk maka kita tidak memiliki harapan, dan pada saat ini 95% diantaranya masyarakat menjadi petani dan pekebun”,
*Pada Saat Pandemi Ekonomi Desa Meningkat*
Yunus Mengungkapkan”, pada saat pandemi ekonomi di desa ini meningkat karena beras kita sudah tidak membeli dan pada saat itu pula harga jual buah pinang dan kopra sedang naik, meskipun pada saat ini sudah turun akan tetapi setidaknya bisa bertahan karena kita sudah mempunyai simpanan padi”
“Karena untuk penghasilan petani saat ini dengan luas lahan ± setengah hektar bisa menghasilkan padi dari 800 -1000 Gantang ±(2,5)ton itu tergantung perawatan, karena para petani disini tidak fokus, mereka juga berkebun musiman, apalagi para petani tidak menggunakan pupuk karena tanah disini subur, pada intinya adalah memperbaiki tanggul, Meskipun pada saat ini ada sebagian infrastruktur jalan rusak karena kita fokus pada perkebunan”
“Harapan kepada pemerintah kabupaten provinsi agar membantu dalam membangun infrastruktur jalan desa, karena dana desa sudah banyak terpakai untuk membangun tanggul pertanian dan perkebunan, kita tidak pungkiri pada saat ini pemerintah provinsi sudah memberikan bantuan untuk pembangunan jalan”. Ucapnya
*Dana Ketahanan Pangan Tidak Cukup Untuk Pembangunan Tanggul Perlu Penambahan Dana Agar Tidak Terjadi Mobilisasi Secara Terus Menerus*
Diterangkan pula oleh nya” Pasca Covid Dana Ketahanan Pangan 20% kita tambah 100-200 juta rupiah agar pembangunan tanggul lebih maksimal, menggunakan alat berat ini mobilisasi nya sangat besar, jika kita tanggung-tanggung dengan berharap 20%Dana Ketahanan Pangan saja tentu nanti kita terus mobilisasi, maka kita anggarkan lebih dan alhamdulilah bisa kita atasi”,
“, Perubahan Iklim membuat pasang air lebih besar dan banyak tanggul-tanggul 4 (empat) tahun lalu Jebol, jika tanggul itu Jebol pasang air bisa mencapai 50 hingga 60 Cm di perladangan, pada saat ini kita sudah membangun tanggul ±20 kilometer”,
” Kita sudah membangun ±60/70% jalan lingkungan, namun pada saat ini mulai ada sebagian yang rusak dan itu akan kita perbaiki, pada awal periode pembangunan Jalan cuma 1(meter) dan ada 50Cm (lima puluh centimeter) intinya agar kendaraan roda dua (motor) bisa lewat, namun ketika ada anggaran kita tambah lebar pembangunan nya”
“Untuk jalan belum terbangun ± 2 hingga 3 kilometer karena ada penambahan penduduk, jadi harus ada pembangunan dan untuk jalan berpenduduk ±5% sudah kita lakukan pembangunan dengan pembetonan, cuma jalan penghubung antara Desa Seruat I, II dan Desa Seruat III dimana ±1,5 kilometer belum kita beton” kalau pelebaran jalan berpenduduk ±700 meter belum kita lakukan pembetonan” jelasnya
*Kendala Pembangunan Dan Harapan*
Dikatakan Yunus”, Pada tahun lalu jumlah Dana Desa Rp. ±890 (delapan ratus sembilan puluh juta rupiah) ditahun ini ada kenaikan menjadi Rp. ±980 (sembilan ratus delapan puluh juta rupiah) dengan Anggaran Dana Desa (ADD) kurang lebih Rp. 600 (enam ratus juta rupiah)”
” material saat ini menjadi kendala pembangunan, karena mahal dimana pasir kita tidak terhitung kubik akan tetapi perkarung +2(dua) sekop dengan harga Rp.6.500(enam ribu lima ratus rupiah) perkarung, belum lagi semen dan ongkos pengangkut kelokasi”.
Harapan kita kepada pemerintah kabupaten, Provinsi agar bisa membantu dalam pembangunan infrastruktur, karena desa ini belum memiliki penghasilan murni dan Bumdes kita saat ini belum produktif meskipun administrasi kita gratiskan”,
“Kita sudah anggarkan Rp.5.000.000 (lima juta rupiah) Bumdes tetapi Stagnan, kita takut dimana nantinya uang tersebut tidak berjalan maksimal dan kita tidak mau ambil resiko, jadi jika ada ajukan profosal dan itu serius, maka kami akan anggarkan, akan tetapi jika itu tidak serius berjalan maka kami tidak akan anggarkan”, ujarnya
NOVI