Ket. Prof. Dr. Ir. Ali Zum Mashar, inovator di bidang pertanian dengan teknologi Mikroba Google dan Bio Perforasi, membagikan strategi budidaya jagung yang efektif dalam upaya memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten Bengkayang. Selasa (11/02). Foto. (Ist. MPNN)
BENGKAYANG, KALBAR, MPNN – Prof. Dr. Ir. Ali Zum Mashar, inovator di bidang pertanian dengan teknologi Mikroba Google dan Bio Perforasi, membagikan strategi budidaya jagung yang efektif dalam upaya memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten Bengkayang. Ia menargetkan wilayah ini menjadi salah satu pusat produksi jagung terkemuka di Indonesia.
Dalam pelatihan yang digelarnya, Prof. Ali menekankan pentingnya teknik penanaman yang tepat, perawatan intensif, pemupukan yang seimbang, serta pengelolaan penyakit tanaman.
Menurutnya, kunci utama dalam budidaya jagung adalah memahami kondisi tanaman sejak dini. “Melihat postur tanaman saja, kita bisa mengetahui penyebab berkurangnya jumlah biji pada tongkol jagung,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pemupukan harus dilakukan dengan bijak agar pH tanah tetap stabil dan nutrisi terserap optimal. “Mikroba Google mampu mendeteksi kandungan mineral tersembunyi dalam tanah, meningkatkan biosintesis mikroorganik, serta bertindak sebagai bioaktivator untuk menjaga kesuburan tanah secara alami,” paparnya.
Selain itu, pengendalian penyakit tanaman juga menjadi perhatian utama. Ia mengingatkan petani agar waspada terhadap serangan jamur yang bisa menurunkan produktivitas jagung. “Jika muncul bercak hitam atau daun layu yang tidak normal, segera lakukan tindakan pencegahan. Tanaman yang terdampak harus dicabut untuk menghindari penyebaran lebih luas,” jelasnya.
Tanaman yang sehat, menurut Prof. Ali, dapat menghasilkan tongkol jagung dengan 18–20 baris biji, jauh lebih produktif dibandingkan tanaman yang terserang penyakit, yang hanya menghasilkan 10–11 baris biji.
Sebagai bentuk dukungan terhadap ketahanan pangan, Prof. Ali dan timnya siap mendorong percepatan alih teknologi dan transformasi pertanian di Bengkayang. “Harapan saya, pertanian di Bengkayang berkembang secara berkelanjutan dengan pendekatan ramah lingkungan, sehingga generasi mendatang tetap menikmati hasil bumi yang berkualitas,” tutupnya.
(*Wulandari S)